Dear Mahameru
Dear
Mahameru,
Apa kabar
kamu? Hari ini, sudah berapa pendaki yang menyapa dan menatapmu dengan begitu
takjub setelah pendakian panjang yang luar biasa di atas padang pasir vertikal?
Aku bisa membayangkan aura bahagia mereka, saat berpijak padamu, menatap lautan
awan yang megah, kadang terlupa bahwa di kejauhan, awan putih mematikan bisa
datang kapan saja. Aku juga bisa membayangkan, kebanggaan dan rasa syukur yang
luar biasa di hati dan mata mereka. Bukan, bukan karena sebuah prestasi
menjangkau puncak tertinggi pulau ini, melainkan karena sebuah prestasi luar
biasa, karena telah mengalahkan diri sendiri, melewati batas kemampuan.
Dear
Mahameru,
Awalnya, aku
tak mau bertemu denganmu lagi. Terlalu letih kataku. Tapi lalu, tiba-tiba ada
rindu terselip pada sebuah apel di malam yang dingin saat pendakian di atas
lerengmu. Ada rindu yang menyelimuti pada langit biru yang memukau. Ada rindu,
pada kawan kawanmu, pada Ranu Kumbolo yang anggun, oro-oro ombo yang misterius,
dan permadani hitam bertabur bintang di malam selepas lelah yang panjang.
Dear
Mahameru,
Dalam rindu
ini, bolehkah aku menyampaikan sebuah cerita? Tentang sebuah perjalanan yang
indah, hingga akhirnya kita bertemu.
Secantik senja di penghujung NovemberSeperti itulah rasanya kita saat memulai kebersamaan di atas ketinggianKita dan pelangi selepas hujanDi Bukit savana hijauBerlari, melompat, terjatuh, lalu tertawa
Ya Dear,
perasaan itu teramat cantik, sama cantiknya saat akhir November lalu, senja
Jakarta yang biasanya muram, berubah menjadi mengagumkan dengan rona merahnya
yang memukau. Saat ketika Desember tiba, aku dipertemukan dengan orang-orang
ini. Mereka ramah, seramah pelangi yang muncul selepas hujan di bukit savanna
hijau, tempat kami memulai petualangan itu. Meski dingin menusuk di malam hari,
tapi keesokan paginya, kami melangkah dengan ceria, hanya ada tawa.
Kita yang semenjak lelah menjadi kerinduan,Memutuskan untuk merajut ribuan langkah lagi dan lagi
Semenjak
hari itu, di sebuah ketinggian yang layak dirindukan, aku, mereka, dan kisah
mengenai perjalanan satu persatu mulai terajut. Bukit savana hijau, ladang
bunga abadi yang permai, batu karang cantik di pantai selatan, surya kencana
nan lapang, lembah misterius mandalawangi, bukit bintang tersembunyi, hingga
akhirnya kamu…. Puncak para dewa.
Kalau boleh memintaAku ingin tetap bersamaMenatap senja di garis cakrawalaMenyapa ribuan bintang di tengah malam sunyiAtau menyapa rona merah matahari pagi malu-malu di balik lautan awanTapi kita adalah kitaYang hanya bertemu dalam rangkaian perjalananAkan tetap menjadi kita saat jarak dan jejak menjadi saksi tentang pastinya sebuah pergi
Dear
Mahameru,
Bolehkah aku meminta untuk tetap melanjutkan perjalanan ini?
-Miezfy-
Tribute to JOURNEY
1 comment :
Ane wakili ya,... Lanjutkan!!!
hehehe
Salam
salam rimba,..
Post a Comment