putri kadang-kadang melangkah ke luar rumah dengan segenggam harapan untuk merubah hidup. oh...bukan..bukan..
ia bukan seorang urban yang mencoba mengadu nasib ke kota besar demi sebuah popularitas dan kekayaan.
ia juga bukan seorang pedagang yang mengambil langkah berani ke luar sana demi memajuan usaha satu-satunya.
tapi ia hanya seorang putri yang melangkah bersama awan untuk mengubah diri dan masa lalunya. meski ia bahagia dengan kehidupan keluarganay, meski ia bahagia dengan keberadaan adik-adiknya, meski ia bahagia dengan keberadaan puri emas beserta isinya....putri tetap seorang putri yang melihat kenyataan. ia tahu bahwa sebenatr lagi kenyataan akan datang dan merubuhkan semua kenyatan itu. karenanya, ia akan mengambil langkah lebih awal agar hati tak tersaiti lebih cepat.
putri meninggalkan rumah yangselalu menaunginya. karena ia ingin belajar meneima bahwa rumah itu hanyalah motel sementara di dunia, sementara tempat yang abadi bukanlah di sana.
putri meninggalkan sang sahabat bersama kebahagiaan mayanya. bukan karena kecewa atau air mata, tapi ia tahu bahwa sebuah persahabatan baru benar-benar nyata jika ia diuji dengan sebuah perpisahan.
putri meninggalkan kedua adik yang sangat dibanggakan. bukan karena dia lelah atau bosan. tapi ia tahu...suatu saat kedua pangeran kecil itu akan tumbuh dewasa dan ia tak akan menganggapnya sama. ia juga tahu mereka punya cita-cita yang tak pernah mati...dan ia biarkan mereka menggapainya dengan cara dan usaha mereka sendiri.
putri meninggalkan puri emas beserta isinya. benar. ia tak akan kembali ke sana lagi kecuali jika Tuhan berkata lain. namun, ia tahu bahwa semakin lama ia menatap puri itu, semakin tinggi harapannya, semakin bodoh mimpinya, semakin tersayat hatinya dan ia tak akan pernah bisa menerima kenyataan yang suatu saat pati akan terjadi. akan tetapi, semakin jauh ia melangkah pergi..semakin berat pula hatinya tatkala ia ingat semua hal tentang cita-citanya dan puri itu.
benarkah tak ada kesempatan untuknya melanjutkan mimpi?
benarkah tak ada secercah harapan bagi cita-citanya?
apapun yang ia tanyakan dan ia ragukan..pada akhirnya ia sampai pada pulau di kehidupannya yang baru.
pulau yang jauh berbeda dari mimpi dan cita-citanya. tapi ia tahu..di sanalah tempatnya. di sanalah tempatnya untuk melupakan puri dan masa lalunya.
di saat senggang...meski mimpi itu masih ada. tapi putri berusaha mengangkisnya. lakukanlah yang terbaik di tempat ini..maka aku akan bahagia..... masa lalu hanya angin dan aku tak punya alasan untuk memikirkannya...
tapi..suatu hari dibulan september pula.....
ia menemukan masa lalunya kembali dengan dirinya yang baru. keterkejutan bukan lagi hal yang perlu dijelaskan. masa lalu itu muncul dalam bentuk yang berbeda, bukan berupa puri..tapi sebuah rumah pohon. rumah pohon yang meledek kesendiriannya di waktu senja......
ternyata benar...ia belum lulus dari ujian ini. ia tak akan pernah lulus sampai masa lalu itu benar-benar hilang. dan kini masa lalu itu muncul kembali. apakah perjalanan panjangnya bisa membuatnya mengambil langkah yang tepat? apakah benar rumah pohon itu adalah sisa-sisa dari mimpi, harapan, dan cita-citanya? lalu bagaimana dengan kehidupan barunya di pulau tak bernama?
0 comment :
Post a Comment