Aku tidak akan pernah mengira akan berada di tempat ini. Setelah sekian lama hidup di tengah kebisingan kota, kemacetan warna-warni angkutan umum, kepenatan yang ditimbulkan oleh polusi yang merajalela, setidaknya menghirup udara segar di pulau sebrang membuat seluruh sel-sel dalam tubuhku menemukan semangatnya kembali. Meski harus menghitam karena efek sunburn yang begitu kuat, tapi semua pesona yang telah kudapatkan tak akan pernah menorehkan sedikit penyesalan.
Ini adalah kisahku di sebuah pulau yang baru setahun lamanya booming sebagai salah satu tepat wisata yang paling diincar di Indonesia. Membutuhkan waktu enam jam dengan kapal ferry untuk mencapai darmaga tempat yang termasuk Kabupaten Jepara, Jawa Tengah jika berangkat dari pelabuhan tempat kelahiran R.A Kartini itu.
Saran keberangkatan dengan kapal ferry: Yakinkan bahwa Anda bisa mendapatkan tiket kelas VIP yang hanya berbeda sekian puluh ribu itu dengan tiket ekonomi jika Anda ingin merasa baik-baik saja selama enam jam perjalanan dengan cuaca yang sangat bagus. tapi jika tidak bisa mendapatkannya, datanglah lebih awal untuk mendapatkan posisi duduk yang menguntungkan. Anda juga bisa menikmati perjalanan cepat lewat jalur semarang atau bahkan dengan jalur yang super cepat yaitu lewat transportasi udara. Pada intinya tempat yang saya maksud dan telah membuat saya jatuh cinta karena keindahannya adalah terjangkau oleh apa pun status Anda.
Nama tempat itu adalah Karimunjawa yang merupakan kepulauan di Laut Jawa Dengan luas daratan ±1.500 hektar dan perairan ±110.000 hektar
Berdasarkan legenda yang beredar di kepulauan, Pulau Karimunjawa ditemukan oleh Sunan Muria. Legenda itu berkisah tentang Sunan Muria yang prihatin atas kenakalan putranya, Amir Hasan. Dengan maksud mendidik, Sunan Muria kemudian memerintahkan putranya untuk pergi ke sebuah pulau yang nampak "kremun-kremun" (kabur) dari puncak Gunung Muria agar si anak dapat memperdalam dan mengembangkan ilmu agamanya. (mungkin ini asal-usul nama ferry yang membawa saya dan ke teman-teman ke tempat itu untuk yang pertama kalinya). Karena tampak "kremun-kremun" atau samar-samar maka dinamakanlah pulau tersebut Pulau Karimun. Rasanya cocok dengan nama ini karena perjalanan yang cukup lama untuk tiba di sana.
Sejak tanggal 15 Maret 2001, Karimunjawa ditetapkan oleh pemerintah Jepara sebagai Taman Nasional. dan sudah kira-kira setahun tempat ini menjadi incaran parawisata oleh wisatawan asing dan domestik. Karimunjawa adalah rumah bagi terumbu karang, hutan bakau, hutan pantai, serta hampir 400 spesies fauna laut, di antaranya 242 jenis ikan hias. Beberapa fauna langka yang berhabitat disini adalah elang laut dada putih, penyu sisik, dan penyu hijau.
Pesona bawah laut merupakan pesona utama yang ditawarkan oleh kepulauan ini. Kepulauan Karimunjawa menjadi surga dari para penyelam (diver). Anda dapat melakukan berbagai kegiatan di dalam jernihnya air. Berenang, menyelam (diving), atau snorkeling akan terasa menyenangkan. Bahkan, saat berada di salah satu pulau yang saya lupa namanya, terumbu karang yang sangat indah dapat terlihat jelas di atas permukaan laut.
nb: foto ini saya ambil sendiri dari atas permukaan
Ombak di Karimunjawa tergolong rendah dan jinak, dibatasi oleh pantai yang kebanyakan adalah pantai pasir putih halus. Yah..mungkin ini salah satu bedanya wisata karimunjawa dengan wisata pulau dewata. Tempat ini adalah surga buat para penyelam tapi bukan tempat yang cocok buat peselancar. Akan tetapi, Pasir putih yang membentang di semenanjung pantai bersih nan indah merupakan daya tarik yang luar biasa dan tak akan pernah terlupakan.
Scenery di gambar samping adalah salah satu sudut pulau cilik. konon di tempat ini cuma di huni satu orang nenek-nenek dengan sebuah gubuk. Bisa dilihat bahwa ada tiga gradasi warna yang dapat kita saksikan dari pulau ini, yaitu warna putih dari pasir pantai yang bersih, warna biru muda dari tepi pantai dan warna biru tua yang menggambarkan laut yang agak dalam. Menuju pulau-pulau di sekitar pulau utama hanya menggunakan perahu nelayan, dan percayalah, rasanya menyenangkan. Bahkan ada sebuah perjalanan saat lautan cukup beromba k. Saat itu, duduk di bagian terdepan kapal merupakan pilihan yang tepat karena kita dapat merasakan ayunan kapal yang naik turun seraya bermain di Kora-kora yang terdapat di dufan, dengan tambahan cipratan air. benar-benar memacu adrenalin."Dufan Gratiiiis" begitulah salah satu seruan teman-tean yang merasakan peristiwa berayun di atas ombak di tengah lautan yang saya maksud.
Beberapa penangkaran, seperti penangkaran hiu juga dijadikan obyek wisata yang ditawarkan kepulauan ini. salah satunya terdapat di pulau menjangan (saya lupa menjangan yang mana). di tempat itu, teman-teman saya sedikit mengusik kediaman para hiu kecil dengan berenang di tempat yang sama dengan mereka. Mereka pun sempat mengambilkan bintang laut yang besar untuk saya dan teman-teman yang lain.
Bicara tentang laut, bicara tentang pantai. Kurang rasanya jika tidak menyebut-nyebut tentang salah satu panorama alam yang identik tentang romantisme. Yup...sunset merupakan incaran para wisatawan yang cukup ditunggu. Untuk para penulis, sepertinya tepat ini sangat cocok sebagai pembangun inspirasi novel-novel roman yang segar.
nb : semua ini saya foto sendiri lho...menyenangkan ternyata mengambil pesona seperti ini dengan tangan sendiri
Di sisi yang bertolak belakang dengan pelabuhan, adalah sudut pulau karimun yang dapat menyuguhkan pesona sunrise. Sayangnya, waktu kami ke sana, awan memenuhi garis cakrawala yang terbentang sehingga hanya dapat melihat kemilau sinar yang indah. Namun, sesuai dengan namanya, Pantai Nirwana, tempat ini menyuguhkan panorama alam yang tak kalah indah di bandingkan sudut pulau lainnya.
Pernah merasakan sholat di atas pantai pasir putih yang bersih dengan angin yang menyejukkan hati. Itulah yang kami lakukan di tempat bernama Tanjung Gelam. Saya merasakan suasana yang syahdu karena kita di hadapkan dengan sebuah penciptaan yang luar biasa saat berhadapan dengan Sang Pencipta. Mohon maaf karena gabarnya belum bisa ditampilkan. Tapi Tanjung Gelam erupakan tempat denga panorama pantai yang juga luar biasa. terdapat banyak karang besar namun pantai tetap landai. dari tempat ini juga dapat disaksikan secara langsung peristiwa tenggelamnya sang raja siang di ufuk barat.
Gosong bukan merupakan sebuah pulau. Tapi krena 'bukan pulau' itulah yang menjadikan tempat ini menarik. rasanya dari jauh, Anda akan melihat sesorang berjalan di atas lau. Tapi sebenarnya orang ini berjalan di atas dataran Gosong yang terendam oleh laut. Tempat ini terlihat seperti tumpukan pasir di tengah lautan. Benar-benar unik dan saya tak akan pernah melupakan tempat yang indah itu. Satu lagi pesona wisata karimunjawa yang tidak dapat ditemukan di tempat lain (mungkin).
Tidak hanya menemukan pemandangan yang benar-benar baru. Silahkan secarhing di google atau di mana pun tentang hewan (benerean hewan lho) yang satu ini. Tapi saya pun sulit menemukannya. Namanya adalah batu bintang (yah..orang sana biasa menyebutnya seperti itu). Bagi yang tahu nama latinnya, pasti akan sangat menolong sekali. Tapi tidak berbeda dengan terumbu karang lainnya, hewan ini adalah hewan yang hidup yang saat ia mati akan mengeras seperti karang. Cuma ingat satu hal, hewan-hewan yang saya sebutkan kecuali cumi-cumi, semua masuk ke dalam Fylum Echinodermata. Dan bulu babi yang saya lihat di sana bukan hanya yang berwarna hitam lho. Sewaktu lagi sholat, di atas sebuah rumah panggung, terlihat pesona hewan-hean tersebut saat saya sedang sujud. Subhanallah. Benar-benar indah.
Gambar pertama adalah batu bintang yang masih bernyawa. Gambar kedua adalah batu bintang yang sudah mati dan gambar keiga adalah batu bintang dewasa yang sudah mati. Batu bintang dan hewan seperti terumbu karang itu bernyawa, makanya tidak boleh disakiti. Selamatkan terumbu karang!!! Saat kami snorkling, guide kami pun dengan sangat mudah menunjukkan bulu babi yang besar dengan tangan kosong (hati-hati dengan hwan ini, meskipun bisa dimakan dan katanya enak, tapi racunnya cukup menyakitkan jika tertusuk), menunjukkan kepada kami sesuatu yang dinamakan bulu ayam (gambarnya tidak sempat diambil), dan menunjukkan pula cumi-cumi yang cukup besar. Rasanya menyenangkan. Satu hal yang kami ketahui adalah, Don't Take anything from Karimunjawa except Photos!! Jadi, semua hal yang ditangkap, harap dikembalikan ke tempatnya setelah puas berfoto dengannya. ^^
Begitulah perjalanan saya dan teman-teman Food Scientist and Technologist angkatan 44 akhir agustus lalu. Benar-benar tidak terlupakan. Ada satu lagi yang membuat saya terdecak kagum. Kepulangan kami dengan Kamp. Muria di antar sejenak oleh seekor lumba-lumba cantik berwarna kelabu. (Sebelumnya teman saya juga sudah meliht beberapa saat perjalanan menuju kepulauan, bukah hanya lumba-lumba. tapi juga hiu katanya!!). Saya sering sekali melihat lumba-lumba beraksi di Ancol, tapi melihat mamalia air lucu yang jinak terhadap manusia itu berenang dan melompat di atas laut biru indah dengan bebasnya, rasanya.......benar-benar menyenangkan. Sejak hari itu, saya jadi penggemar lumba-lumba yang bebas di lautan yang luas.
nb : karena untuk bisa memotret hewan ini sehingga seperti ini adalah pekerjaan seorang profesional, maka saya berbaik hati untuk tidak melakukannya dan ini adalah satu-satunya foto yang saya download dari internet (haha. memang saya yang tidak bisa melakukannya kok....). Tapi, ini benar-benar sudut pandang, posisi, dan jenis lumba-lumba yang benar-benar saya lihat saat itu. Indah dan cantik.....
Anda suka laut dan ingin melakukan perjalanan bahari yang tidak biasa?
Rindu bermain dengan pasir pantai yang putih?
Ingin menyaksikan langsung pesona bawah laut yang benar-benar menakjubkan?
Ingin menemukan sesuatu yang benar-benar baru, nyata, dan hidup?
Saya merekomendasikan tempat ini bagi Anda yang mengaku suka traveling...
Special Thanks : Panitia Fieldtrip ITP 44, teman-teman ITP 44, dan Duta Karimun
nb: mohon maaf jika ada salah kata dan kekurangan informasi maupun kesalahan. Salam dunia pangan!!!
0 comment :
Post a Comment