Sangat lucu saat membuka ratihkumaladewi.blogspot.com, penasaran dengan orangnya seperti apa, lalu membuka link "about me" dan menemukan tulisan Ratih 5 tahun lalu. Buat orang yang baru mengenal saya, pasti terkejut saya bisa menulis seperti itu. Buat orang yang sudah lama mengenal saya, so pasti tidak heran kan.. :)
Saya tidak selamanya menjadi anak kecil yang polos, yang tertawa riang saat bahagia, dan nangis bombay lebay di kala sedih. Seorang sanguinis pun memiliki kewajiban untuk menjadi dewasa. Cita-cita saya saat masuk kampus adalah menjadi wanita anggun. haha. #seriously. Kesampaian? Hampir, saat di tingkat empat, kalau saja saya tidak bertemu dengan anak-anak usil yang sampai hari ini mewarnai kehidupan saya dengan persahabatan mereka.
Dulu saya pernah berpikir, menjadi orang sanguinis itu tidak keren. Coba liat orang-orang Melankolis, hidup mereka tertata rapi seperti buku agenda. Coba lihat orang-orang korelis, kemampuan mereka memimpin dan membuat keputusan seperti singa. Coba lihat orang-orang plegmatis, hidup mereka damaiii sekali. Bandingkan dengan kami, para sanguinis, tim hore yang lebai. Tapi kini saya sadar, karakter manusia tidak sesederhana itu. Tidak selamanya seorang Ratih adalah seorang sanguinis. Kalo kamu pernah baca puisi-puisi yang saya buat, kamu akan percaya bahwa saya ini adalah melankolis sejati, karena melownya total sob! hehe. Kalau kamu pernah lihat saya memimpin anak-anak saat di MPKMB, atau MPF, kamu pasti percaya bahwa jiwa korelis saya ni lumayan laaah. Kalau kamu pernah terlibat dalam penyelesaian masalah pertikaian antar teman bersama saya, kamu pasti percaya saya ini cinta damai.. #peace, plegmatis asli kan. :)
Mendefinisikan karakter itu menjadi hal yang harus kita lakukan minimal ketika wawancara kerja. Pertanyaan.. "jelaskan kelebihan dan kekurangan kamu", itu ternyata bukanlah sekedar pertanyaan. Banyak orang yang baru sadar bahwa mereka tidak mengerti jawaban atas pertanyaan itu. Termasuk saya. Hehe. Saya ini orang yang sangat jago diplomasi jawaban (bahasa kerennya "ngarang"). Bisa jadi jawaban2 tentang "siapa saya" yang saya utarakan saat wawancara kerja hanyalah jawaban diplomatis semata.. bisa jadi. Bisa jadi benar, bisa jadi... sedikit benar (karena saya tidak berbohong loh. Hehe).
Setiap dari kita memiliki gaya yang berbeda dalam mendefinisikan karakter. Ada yang menjelaskan dengan sistematis, ada yang menjelaskannya dengan penuh ketegasan, ada yang menjelaskannya datar datar saja, ada yang menjelaskannya dengan sangat abstrak. Hei...bahkan cara kita mendefinisikan karakter secara tidak langsung telah menjelaskan karakter kita.
Baiklah.....bagaimana kalau kita sepakati, tak usahlah repot repot mendefinisikan karakter. Berhentilah di titik di mana kita cukup memahami cara menghadapi diri sendiri. Karena, dibandingkan mendefinisikan karakter yang tak jelas sitasinya, memahami diri sendiri dengan baik sudah lebih dari cukup. :)
Selamat belajar mengenal diri sendiri, seperti saya yang masih mencari jawaban terbaik untuk "siapa saya?"