Anyone can stand by you when you are right, but a Friend will stand by you even when you are wrong...
A simple friend identifies himself when he calls. A real friend doesn't have to.
A simple friend opens a conversation with a full news bulletin on his life. A real friend says, "What's new with you?"
A simple friend thinks the problems you whine about are recent. A real friend says, "You've been whining about the same thing for 14 years. Get off your duff and do something about it."
A simple friend has never seen you cry. A real friend has shoulders soggy from your tears.
A simple friend doesn't know your parents' first names. A real friend has their phone numbers in his address book.
A simple friend hates it when you call after he has gone to bed. A real friend asks you why you took so long to call.
A simple friend seeks to talk with you about your problems. A real friend seeks to help you with your problems.
A simple friend, when visiting, acts like a guest. A real friend opens your refrigerator and helps himself.
A simple friend thinks the friendship is over when you have an argument. A real friend knows that it's not a friendship until after you've had a fight.
A simple friend expects you to always be there for them. A real friend expects to always be there for you
A Real Friend
PERBEDAAN PERSEPSI
Ada seorang ayah yang menjelang ajalnya di hadapan sang Istri berpesan DUA hal kepada 2 anak laki-lakinya :
- Pertama : Jangan pernah menagih hutang kepada orang yg berhutang kepadamu.
- Kedua : Jika pergi ke toko jangan sampai mukanya terkena sinar matahari.
Waktu berjalan terus. Dan kenyataan terjadi, bahwa beberapa tahun setelah ayahnya meninggal anak yang sulung bertambah kaya sedang yang bungsu menjadi
semakin miskin.
Pada suatu hari sang Ibu menanyakan hal itu kepada mereka.
Jawab anak yang bungsu :
"Ini karena saya mengikuti pesan ayah. Ayah berpesan bahwa saya tidak boleh menagih hutang kepada orang yang berhutang kepadaku, akibatnya modalku susut
karena orang yang berhutang kepadaku tidak membayar sementara aku tidak boleh menagih".
"Juga Ayah berpesan supaya kalau saya pergi atau pulang dari rumah ke toko dan sebaliknya tidak boleh terkena sinar matahari. Akibatnya saya harus naik
becak atau andong, padahal sebetulnya saya bisa berjalan kaki saja, tetapi karena pesan ayah itu, akibatnya pengeluaranku bertambah banyak".
Kepada anak yang sulung yang bertambah kaya, sang Ibu pun bertanya hal yang sama.
Jawab anak sulung :
"Ini semua adalah karena saya mentaati pesan ayah. Karena Ayah berpesan supaya saya tidak menagih kepada orang yang berhutang kepada saya, maka saya tidak
pernah menghutangkan sehingga dengan demikian modal
tidak susut".
"Juga Ayah berpesan agar supaya jika saya berangkat ke toko atau pulang dari toko tidak boleh terkena sinar matahari, maka saya berangkat ke toko sebelum
matahari terbit dan pulang sesudah matahari terbenam.
Karenanya toko saya buka sebelum toko lain buka, dan tutup jauh sesudah toko yang lain tutup."
"Sehingga karena kebiasaan itu, orang menjadi tahu dan tokoku menjadi laris, karena mempunyai jam kerja lebih lama".
MORAL CERITA :
Kisah diatas menunjukkan bagaimana sebuah kalimat di tanggapi dengan presepsi yang berbeda. Jika kita melihat dengan positive attitude maka segala kesulitan
sebenarnya adalah sebuah perjalanan membuat kita sukses tetapi kita bisa juga terhanyut dengan adanya kesulitan karena rutinitas kita... pilihan ada di
tangan anda.
'Berusahalah melakukan hal biasa dengan cara yang luar biasa'
www.lautanindonesia.com
Rasa Bersalah Dan Kerinduan
Telah lama aku pergi menggalkan semuanya
sendiri.....
terpisah....
jauh mengejar mimpiku saja
seakan tak pernah peduli jiwa-jiwa yang pernah bermain bersama
rasa bersalahkah ini?? atas langkah yang hilang bertahun2 lamanya
atas pkebersamaan yang tak kunjung ada
atas masa lalu yang terlupakan begitu saja
ataukah hanya sekedar kerinduan....?
karena bertahun lamanya tak menatap senyum dan tawa itu
karena bertahun lamanya aku pergi bersama keegoisanku...
Mimpi...kenapa hanya padaku kau datang dan menghanpiri
Mimpi...kenapa karena mu harus kutinggalkan semua masa lalu ku...
kini...aku hanya bisa terdiam menyaksikan rangkaian kisah hidup masa laluku
diam....dan tak berbuat apa-apa
bukan persahabatan laskar pelangi yang terjadi....
hanya sepotong kisah kanak-kanak yang tinggal kenangan saja
maka....kubiarkan bayang-bayang masa lalu itu tergantikan oleh tawa-tawa mungil yang berlari dari kejauhan, menggapai tanganku dan memanggilku...kakak...
ya...anak-anak pengukir masa depan itu. tak akan kubiarkan mereka tumbuh tanpa mimpi.
untuk adik-adikku....untuk teman-temanku...hiduplah dengan mimpi....hiduplah dengan cita-cita... mengandalkan keberadaan untuk menggapai masa depan adalah sulit bagi kita. maka....hanya mimpi yang dapat membuat kita memiliki masa depan secerah mentari. aku sudah buktikan itu....
cobalah....dan ajarkan pada anak-anak pengukir sejarah bangsa ini.
ajari mereka untuk bermimpi
ajari mereka cara untuk meraihnya
ajari mereka untuk lebih banyak memberi...
ajari mereka dengan...TAQWA....
untuk semua praktisi akademika....ukirlah mimpi-mimpi untuk meraih masa depan...dan buat;ah penerus kita untuk memikirkannya juga
Sebuah Kado Bernama “DOA”
kisah ini pertama kali gw publish ke salah seorang temen gw di B15 waktu dia ulang tahun....
Bulan itu kembali bertanya……
“Ya Tuhan…kenapa aku tercipta sendiri di langit ini. Kosong……hampa….gelap…tak ada teman. Hanya ada bebatu angkasa yang hilir mudik di tata surya ini.
Ya Tuhan…..aku hanya satu2nya satelit untuk bumi ini…..
Kenapa aku tidak seperti satelit milik Saturnus…atau Uranus…mereka yang berputar mengelilingi planet ini tidak sendirian…..”
Maka untuk sebuah jawaban yang bermakna..Tuhan pun menjawab….
“Sendirian??? Dengan begitu banyak manusia yang menatap tatkala purnama bersinar
Dengan begitu banyak kalimat pujian atas malam yang terang……
Dengan begitu banyak mimpi yang terjadi saat dirimu mengangkasa di langit malam bumi?
Sendiriankah??
Bulan itu kembali bertanya..
“Tapi Ya Tuhan…..dengan begitu banyak manusia yang menatapku di bawah sana…aku tetap sendirian di langit yang gelap ini…..?”.
Tuhan kembali menjawab……
“Senidiran?? Apakah tidak kau perhatikan…langit malam tak pernah sepi. Selalu ada purnama yang menyinari…selalu ada bintang-bintang yang ikut menghiasi. Bintang-bintang itu susah payah mengirimkan cahaya dari perjalanan waktu sebanyak jutaan tahun lamanya…hanya untuk menemanimu.
Bintang-bintang itu pun tetap menemanimu bercahaya……meski ia telah lama redup…..
Sendiriankah??
Matahari!!! Matahari yang bersinar dan membakar semangat planet-planet lain untuk tetap bertahan di tata surya itu…..memberikan cahayanya padamu…untuk bisa bersinar indah..menggantikan dirinya yang tidak bisa bersinar di malam hari.
Sendiriankah kau???”
Bulan itu tersenyum…dan kini….ia tidak sedih lagi…tidak bertanya lagi…ia tahu…Sang Pencipta mengerti apa yang terbaik untuk semua ciptaanNya.
Bulan itu ibaratkan kita…seorang manusia biasa. Yang lemah….rapuh..dan selalu mempertanyakan banyak hal. Kita yang tidak pernah puas dengan semua nikmat yang telah 4WI berikan.
Bulan itu adalah kita……manusia yang selalu ragu. Seakan masih kurang keimanan kita untuk meyakini bahwa 4WI tahu apa yang terbaik untuk hambaNya.
Malam adalah kehidupan…..terkadang, membuat kita terlena….karena tenangnya…karena begitu banyak hal yang terjadi di malam hari. Namun terkadang, membuat kita merasa sepi karena kesunyiannya. Memandang hidup….sama seperti memandang malam…. Kita bisa berpikir malam itu menyenangkan karena ketika itu…kita mulai bisa merajut mimpi kita sendiri… namun, kita juga bisa berpikir malam itu terlalu sunyi… dan setiap detik yang terlewati seakan mempertegas garis kesendirian itu…
Bintang-bintang itu adalah sahabat dan mimpi-mimpi kita…
Seorang sahabat…tak harus selalu ada.. tidak harus selalu bersama. Seperti bintang-bintang itu…. Saling berjauhan..jauuuuuuh sekali. Bahkan tidak terjangkau oleh ruang dan waktu. Tapi….persahabatan tidak mengenal ruang dan waktu itu. Cahaya itu akan tetap sampai pada malam..meski pun harus melewati perjalanan waktu jutaan tahun lamanya… bahkan ketika dunia telah usai menemani cahaya mereka…bintang-bintang itu tetap memiliki sinarnya di malam hari. Itulah persahabatan bulan dan bintang….
Lalu….matahari itu….. itulah sahabat yang sejati….. sebuah ukhuwah di tingkat tertinggi…pengorbanan.
Ya……matahari tidak memiliki sinarnya sendirian…itulah kita…itulah B15…itulah persahabatan yang tak pernah mati. Cahaya yang menyilaukan mata di siang hari…dan menyenangkan hati di malam hari….adalah kisah hidup di setiap tingakatan ukhuwah. Sebuah timbal balik yang tak ternilai harganya.
Untuk persahabatan ini…..untuk Bulan, Bintang, Malam dan Matahari dalam kehidupan
Inilah kado sesungguhnya dari kami….
Sebuah ikrar tentang persahabatan yang tak akan mati…..
Semoga………purnama akan tetap ikhlas bersinar di malam hari. Mengisi kembali gelapnya gulita, meyakinkan kembali bahwa masih ada mimpi untuk esok hari.