Menyampaikan undangan






Perkembangan teknologi sosial media semakin pesat dari hari ke hari, begitu pula pola berpikir masyarakat. Kini, bersilaturrahmi hanya untuk sekedar bertatap muka dan berbincang panjang sudah mulai ditinggalkan. Cukup melalui media sosial, rindu tak lagi menjadi pikiran. Termasuk di dalamnya, soal undang mengundang.


Teringat sebuah percakapan sederhana antara saya dan sahabat saya, Sarah. Kami tengah berbincang tentang etika mengundang teman saat itu. Kami sepakat, bahwa undangan sederhana yang dikirim oleh salah seorang teman sekelas kami adalah contoh yang sangat baik di tengah maraknya trend undangan  broadcast dengan kata kata indah dan ayat suci. Teman kami itu, hanya mengatakan dengan sangat sederhana "Tih, gw nikah tanggal XX di XXX, datang ya". Entah kenapa, kalimat sederhana yang singkat itu memiliki kesan tersendiri bagi saya dan Sarah. Memberikan hal yang eksklusif, ternyata bisa sesederhana itu. Saat itulah, kami memahami, bahwa mengundang orang pun memiliki etikanya tersendiri. Tidak perlu cetak undangan yang mahal mahal dengan design aduhai mewah, atau apapun. Cukup kata kata sederhana tapi disampaikan langsung tanpa perantara, tanpa perwakilan di grup, adalah etika paling baik dalam menyampaikan undangan secara pribadi. Jadi, betapa banyak pun teknologi yang ada untuk menyebarkan undangan, baik dari grup Whatsapp, grup BBM, tag Facebook, pengumuman di Twitter, Path, tetap tidak ada yang bisa menggantikan "penyampaian secara langsung".

-miezfy-






0 comment :