Satu... untuk sebuah Keragaman

Orang yang melihat perbedaan, ia akan menemui perselisihan
Orang yang dapat melihat kesamaan, maka ia akan menemukan sebuah PERSATUAN



Keanekaragaman hayati membuat kehidupan di bumi ini menjadi bervariasi. Rantai makanan berputar tanpa henti, selalu ada yang terlahir dan berpulang ke sisi Tuhan setiap detiknya. Ada kala di mana para predator begitu jaya dengan makanan yang melimpah di habitatnya. Tapi pun pasti ada saat di mana para mangsa bisa bernapas lega karena merka tak harus berurusan dengan para gigi tajam yang tiba-tiba menghilang satu per satu.


Keanekaragaman hati manusia pun menjadi sebuah roda kehidupan yang tak kalah menariknya dengan rantai makanan yang berputas semakin cepat dan tak beraturan kini. Dimensi kehidupan para pejuang hak asasi, ada kalanya begitu terasa kuat dan melekat di setiap belahan bumi ini. Akan tetapi, di waktu yang bersamaan, dimensi hidup para perusak peradaban yang berkedok pejuang kemerdekaan asasi, mulai melahap setiap semangat memperbaiki bumi secara perlahan. Pemanasan global hanyalah sedikit dari sekian banyak ulah yang dibuat oleh betapa beragamnya hati di setiap manusia ini. Sebuah keberagaman yang begitu kompleks. Jauh lebih kompleks dibandingkan keragaman agama, bangsa, suku, maupun status sosial. keragaman yang di satu sisi dapat membuat era global semakin maju, tetapi di sisi lain, kepedulian terhadap moral dan peradaban semakin purba.

Sungguh, bahwa kita benar-benar hidup di dalam sebuah dunia yang sama sekali jauh dari homogenitas. tidak ada satu pun studi ilmiah yang dapat menjelaskan secara detail berapa banyak ragam kehidupan di planet ketiga setelah Merkurius ini. Perkembangan ilmu dan teknologi setiap waktunya akan terus dan terus menambah jumlah keragaman baik secara biologi, teknik, genetik, sampai ke areal psikologis yang sampai saat ini masih terasa begitu abstrak.

Begitu sibuknya dunia ini akan sebuah keberagaman yang kompleks. Segala macam fenomena seperti perdebatan panjang akan sebuah nama spesies baru, kebijakan akan sebuah komunitas yang minoritas di sebuah negara, perselisihan atas perbedaan faham di tengah-tengah masyarakat, dan banyak hal lainnya membuat manusia disibukkan dengan banyak keberagaman.

Betapa menyenangkan bukan, memiliki keberagaman budaya di negara kita?
Betapa indah bukan, melihat begitu banyak panorama yang mempesona membentang di setiap sudut dunia?
Betapa enak bukan, ketika kita datang ke sebuah rumah makan dan menemukan bagitu banyak pilihan menu lezat yang menggiurkan?

Ya, keragaman yang seperti ini patut kita banggakan dan kita rayakan. Betapa setiap kita adalah manusia yang beruntung karena terlahir bukan dengan wajah yang serupa. Bahkan para kembar di dunia ini pun tidak berharap jumlah kembar identik mereka adalah lebih dari sepuluh. Keragaman ini patut kita syukuri. Betapa kita terlahir dengan bakat, kemampuan, dan impian yang berbeda-beda. Tidak bisa terbayangkan jika ada sebuah kehidupan di dunia ini yang dihuni oleh manusia-manusia yang semuanya berbakat dan ahli dalam bermain sepakbola. Lalu, siapa yang akan menjadi supporternya?

Akan tetapi,
Betapa sedih bukan? ketika banyak suku bertikai, karena perbedaan faham antara mereka
Betapa mengenaskan bukan? perang saudara dan intimidasi kemanusiaan merajalela karena sebuah perbedaan ambisi
Betapa kesal bukan? begitu banyak jelata berkeliaran di muka bumi, sementara para petinggi keliling Eropa dengan semua fasilitas yang didapat dari uang rakyat, karena sebuah perbedaan status sosial..?


haruskah dirayakan?

Begitu banyak konsep diversity yang muncul di setiap belahan bumi ini. Namun, banyak yang melupakan bahwa konsep persatuan adalah sebuah buffer bagi setiap keanekaragaman yang muncul agar tidak ada sebuah alasan untuk berkilah, bahwa manusia diciptakan benar-benar berbeda. The origin of species sudah lama sekali dilupakan oleh dunia keilmuan. Tapi masih saja banyak orang yang belum mengerti bahwa gen dalam tubuh kita adalah gen purba, yang sama sekali tidak berevolusi dan tidak berbeda dengan gen manusia 20.000 tahun yang lalu. Metabolisme dalam tubuh kita dalam mengenali dalam setiap benda asing yang masuk adalah sama dengan manusia pada masa Paleolitikum. Kesamaan yang amat signifikan antara manusia super modern saat ini dan manusia yang sangat purba dahulu.

Konsep sebuah negara tidak akan pernah meletakkan keberagaman sebagai tujuan utama bangsanya. Sebaliknya, seberagam apa pun sebuah negara, tetap akan mengedepankan sebuah persatuan sebagai hakikat keberlangsungan hidup bangsanya.  Konsep ini tergambar lewat motto beberapa negara di belahan dunia ini.

Malaysia: Bersekutu Bertambah Mutu : Bersatu Menjadi Kuat
Pakistan: Yaqeen-mukkam , ittihad , nizam : "Percaya diri, kesatuan, disiplin"
"Pantai Gading": Union, Discipline, Travail : "Kesatuan, Disiplin, "Kerja"
Papua Nugini: Unity in Diversity: "Kesatuan dalam Kepelbagaian"
Tanzania: Uhuru na Umoja : “Kemerdekaan dan Kesatuan”
Argentina: En Unión y Libertad : Dalam persatuan dan kemerdekaan
Belgia: Eendracht maakt macht/L'union fait la force/Einigkeit gibt Stärke : "Bersatu teguh"
Georgia : ძალა ერთობაშია! (Dzala ertobashia) : “Bersatu teguh”
Haiti: L'union fait la force : "Persatuan adlah kekuatan"
Jerman: Einigkeit und Recht und Freiheit (Unity and justice and freedom"), "Persatuan dan keadilan dan kemerdekaan"
Namibia: Unity, liberty, justice, "Kesatuan, kemderdekaan, keadilan"



dan tentu saja sebuah semboyan Bhineka Tunggal Ika, menjadi sebuah motto bangsa Indonesia yang juga mengedepankan Satu untuk keragaman yang kompleks. Dan makanya artinya adalah Berbeda-beda tapi Satu jua, bukan Satu tapi berbeda-beda.


Mari rayakan keragaman, lewat sebuah perasaan yang SATU. *mzf*